SURABAYA – Jaringan periodontal merupakan salah satu struktur penyangga gigi yang berfungsi melekatkan gigi ke tulang rahang. Jaringan ini memiliki bagian terluar yang disebut dengan gingival. Bagian ini mempunyai peran penting sebagai penghalang yang melindungi jaringan di bawahnya terhadap pengaruh yang merugikan.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Prof Dr Agung Krismariono drg MKes SpPerio(K) pada orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar FKG UNAIR aktif ke-38, Rabu (24/8/2022). Di orasinya yang bertajuk ‘Dentogingival Junction sebagai Alternatif Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit Sistemik’ ini, Prof Agung memaparkan mengenai peran penting jaringan periodontal hingga struktur terluarnya, gingival, yang kemudian membentuk dentogingival junction.
“Gingival membentuk struktur yang disebut dengan dentogingival junction. Dentogingival junction adalah unit penghubung antara gingival dengan permukaan akar gigi, ” jelas guru besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-554 ini.
Dentogingival junction, lanjutnya, memiliki peran penting sebab integrasi dentogingival junction merupakan faktor penentu daya tahan jaringan periodontal terhadap invasi mikroorganisme.
Begitu pentingnya peran dentogingival junction, bagian ini diyakini sebagai the first lane unit immunity yang terdapat di rongga mulut. Pada dentogingival junction, terdapat sel yang memiliki peranan penting yang disebut dengan DAT (Directly Attached to the Tooth) Cell.
“Sel inilah yang melekatkan gingival ke permukaan akar gigi dan perlekatan DAT cell ini diperantarai oleh matriks ekstra selular yang berfungsi sebagai protein adhesi yaitu Laminin-5, ” terang Prof Agung.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kerusakan pada dentogingival junction berpotensi menggaunggu organ di luar rongga mulut. “Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada dentogingival junction menyebabkan mikroorganisme patogen maupun toksinnya dapat menyebar melalui sirkulasi sistemik, ” paparnya.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam upaya untuk mencegah, menghambat, dan memperbaiki kerusakan dentogingival junction yakni melalui periodontal medicine dan bedah rekonstruksi.
“Dua pendekatan ini sebenarnya merupakan fragmentasi dokter gigi spesialis periodonsia konsultan, ” ungkap Prof Agung yang telah menyelesaikan studi spesialis Program Pendidikan Gigi Spesialis Periodonsia di Universitas Airlangga pada 2002 silam.
Sekarang ini, sudah ada upaya untuk mengubah paradigma dalam mengatasi kerusakan dentogingival junction dari kuratif-rehabilitatif menjadi promotif-preventif. Salah satu upaya strategis dalam ranah preventif untuk menghambat kerusakan dentogingival junction ini adalah memanfaatkan tumbuhan yang berkhasiat obat baik melalui hasil ekstraksinya maupun pemanfaatan zat aktif yang terkandung di dalamnya.
“Dalam hal ini, kami telah melakukan penelitian dengan menggunakan kurkumin sebagai bahan yang menghambat protein adhesif Laminin-5. Kalau protein Laminin-5 dapat dihambat, maka dapat pula dihambat detachment dari DAT cell, ” pungkas Prof Agung. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh